Makkah dan Madinah kota yang tak pernah tidur ?
MAKkah dan Madinah adalah dua kota suci umat Islam yang tak pernah tidur. Setiap saat selama 24 jam ada saja orang yang berlalu lalang, keluar masuk kota ini. Apalagi di sekitar Masjidil Haram di Mekah dan Masjidil Nabawi di Madinah, orang-orang yang berlalu lalang dengan berjalan kaki keluar masuk masjid sangat kentara sekali terlihat. Inilah dua kota suci umat Islam yang dijamin Allah keberkahannya.
Setiap orang yang beriman pasti sangat merindukan untuk selalu berkunjung ke dua kota suci ini. Andaikan tidak bisa menunaikan ibadah haji, berumrah pun jadilah. Daya tarik apakah yang selalu menyebabkan orang tertarik dan terus ingin berkunjung ke kota ini? Hanya masing-masing oranglah yang bisa menjawabnya. Betapa iman dan takwa umat Islam sudah semakin meningkat di samping perekonomian umat Islam juga sudah semakin membaik.
Walaupun kita sangat menyadari betapa banyaknya umat Islam di negara-negara Islam, terutama di kawasan Timur Tengah sedang mengalami gejolak menuju perubahan yang menimbulkan kesedihan maupun kesengsaraan, namun jumlah jamaah yang berkunjung ke kedua kota suci ini tidak begitu terpengaruh. Semua jamaah berkunjung dengan beraneka ragam keinginan maupun persoalan yang dibawanya.
Sungguh kita melihat kekhusyukan sangat luar biasa bagi kebanyakan para jamaah. Mereka benar-benar seolah-olah berlomba untuk menjadi yang terbaik. Setiap ada peluang dan kesempatan mereka tidak segan-segan untuk berdesak-desakan, terutama di tempat-tempat utama dan diutamakan seperti taman Rauda di Masjid Nabawi dan Muntazam di Kaabaitullah. Kalau pada tahun-tahun sebelumnya kita bisa berbaris untuk mencium Hajar Aswad , maka pada tahun ini mungkin agak sulit untuk dilakukan tanpa melalui perebutan dan perjuangan keras. Jumlah jamaah sangat luar biasa ramainya. Di depan pintu Kakbah kita akan melihat orang-orang silih berganti bergelayutan dengan isak tangis yang kadang kala sangat keras terdengar dengan berbagai bahasa yang diucapkan. Mereka kelihatannya benar-benar ingin menumpahkan kata hati dengan mengadu nasib ke hadirat Allah, sebagai pemegang takdir kehidupan manusia.
Selama 24 jam tanpa henti orang-orang bergerak mengelilingi Kakbah. Kalau dilihat dari lantai atas, kita akan membayangkan betapa semua umat manusia di sekitar Kakbah itu bagaikan benda angkasa yang juga sedang melakukan hal yang sama, mereka beredar menurut garis edar yang ditentukan Tuhannya. Sungguh meruntunglah manusia-manusia yang dapat melaksanakan perintah Tuhan. Mereka tunduk, patuh, taat kepada perintah Allah secara suka rela atau pun dengan terpaksa. Semua makhluk maupun semua benda pada hakikatnya tunduk atas takdir dan kehendak Tuhannya.
Daya tarik utama yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, tentulah ibadah itu sendiri sebagai pengalaman batin anak manusia. Setiap orang pasti dapat menikmati keindahan ibadah sesuai dengan anugerah yang diberikan Allah kepadanya. Mereka sedang menemukan sesuatu berupa kedamaian, ketenangan dan ketenteraman jiwa yang sangat luar biasa tatkala dapat melaksanakan perintah Allah. Hal inilah agaknya yang menjadi rahasia antara mereka dengan Tuhan Sang Penciptanya.
Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, merupakan dua tempat yang tidak ada tandingan dan bandingan di negeri mana pun. Di sini Allah menjamin keamanan dan kedamaian bagi siapa saja yang berkunjung. Apalagi bagi orang-orang yang suka berzikir dan beramal saleh di dalamnya. Mereka juga membaca Alquran berjuz-juz setiap hari dan setiap malam, seolah-olah tidak ada habisya.
Selain melakukan ibadah, juga ada unsur wisata di dalam kegiatan ibadah ini. Itulah agaknya yang dimaksud dengan wisata religius. Sambil kita beribadah, kita juga sekaligus berwisata, dengan melihat keindahan alam dan buatan manusia. Berbagai produk ditampilkan di sekitar kedua masjid ini. Apapun yang kita inginkan yang bersifat halal ada di sini, baik buatan Jepang, Jerman maupun negara lainnya. Mereka seolah-olah berlomba untuk mengisi keperluan umat Islam walaupun mereka sendiri tidak diiizinkan untuk berkunjung ke sini, kecuali bagi yang muslim.
Janji Allah kepada Nabi Ibrahim AS memang terbukti. Semua keperluan manusia ada di kedua kota ini, baik buah-buahan, pakaian maupun segala jenis barang elektronik. Kedua kota ini memang termasuk kota yang termakmur di dunia. Semua orang yang datang pasti membawa uang dan juga membeli barang serta berbagai fasilitas yang dia perlukan.
Setelah Salat Tahajud selesai tentu saja akan ditutup dengan doa dan para jamaah kemudian akan dituntun untuk menonton film-film dokumentasi yang berisikan ayat-ayat kauniah. Kita bisa melihat keindahan alam dan pesona budaya sekaligus ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang saat ini. Kita sebenarnya harus memahami bahwa ayat-ayat Allah itu bukan hanya Alquran, melainkan juga alam semesta sebagai ayat-ayat Allah yang tidak tertulis. Melalui Alquran, kita dapat memahami betapa Allah sudah memerintahkan kita semua untuk selalu berfikir mengenai alam semesta yang ada di sekeliling kita. Pada hahekatnya semua itu adalah ayat-ayat Allah yang menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah, Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Perkasa.
Setelah kita memahami ayat-ayat Allah yang tidak tertulis, kita juga akan diberi kesempatan untuk membaca terjemahan Alquran. Terjemahan Alquran juga perlu kita baca, karena kita sebagai orang yang lahir di Indonsia kadangkala tidak memahami bahasa Arab, sehingga kita tidak paham apa yang kita baca kemaren. Dengan membaca terjemahan Alquran, maka berarti kita sudah berupaya untuk memahami isi kandungan Alquran.
Setiap orang yang membaca terjemahan Alquran tentu memiliki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan pintu hati yang dibukakan Allah baginya. Ada yang dengan mudah memahami, namun ada pula yang sulit untuk dipahami walaupun sudah dibaca berulang-ulang. Untuk itu kita perlu berdoa kehadirat Allah sekaligus berupaya kiranya Allah membukakan pintu hati bagi sehingga mudah bagi kita untuk memahami isi kandungan Alquran. Dengan upaya yang serius dan sungguh-sungguh, insya Allah, Allah akan membukakan pintu hati bagi kita semua. Allah tidak akan menilai hasil melainkan upaya. Upaya itulah yang dinilai Allah sedangkan hasil, hanya Allah-lah yang menentukannya. Wallahu alam
http://riaupos.co/kolom.php?act=full&id=242&kat=4#.VmqaB9J97IU
www.farnaztour.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar