Senin, 30 November 2015

Kisah Pembangunan Ka’bah dan Peletakan Hajar Aswad

Kisah Pembangunan Ka’bah dan Peletakan Hajar Aswad

Ketika Rasulullah berusia tiga puluh lima tahun, beliau belum diangkat oleh Allah sebagai seorang nabi. Waktu itu kota Makkah dilanda banjir besar yang meluap sampai ke Masjidil Haram. Orang-orang Quraisy menjadi khawatir banjir ini akan dapat meruntuhkan Ka’bah.
Selain itu, bangunan Ka’bah dulunya belumlah beratap. Tingginya pun hanya sembilan hasta. Ini menyebabkan orang begitu mudah untuk memanjatnya dan mencuri barang-barang berharga yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu bangsa Quraisy akhirnya sepakat untuk memperbaiki bangunan Ka’bah tersebut dengan terlebih dahulu merobohkannya.Untuk perbaikan Ka’bah ini, orang-orang Quraisy hanya menggunakan harta yang baik-baik saja. Mereka tidak menerima harta dari hasil melacur, riba dan hasil perampasan.


Batu Hajarul Aswad
Di awal-awal perbaikan, pada awalnya mereka masih takut untuk merobohkan Ka’bah. Akhirnya salah seorang dari mereka yang bernama Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy bangkit mengawali perobohan tersebut. Setelah melihat tidak ada hal buruk yang terjadi pada Al-Walid, orang-orang Quraisy pun mulai ikut merobohkan Ka’bah sampai ke bagian rukun Ibrahim.
Mereka kemudian membagi sudut-sudut Ka’bah dan mengkhususkan setiap kabilah dengan bagian-bagiannya sendiri. Pembangunan kembali Ka’bah ini dipimpin oleh seorang arsitek dari bangsa Romawi yang bernama Baqum.
Rasulullah ikut Membangun
Rasulullah sendiri ikut bersama-sama yang lain membangun kabah. Beliau bergabung bersama paman beliau Abbas radhiyallahu ‘anhu. Ketika beliau mengambil batu-batu, Abbas menyarankan kepada beliau untuk mengangkat jubah beliau hingga di atas lutut. Namun Allah menakdirkan agar aurat beliau senantiasa tertutup, sehingga belum sempat beliau mengangkat jubahnya, beliau jatuh terjerembab ke tanah.

Beliau kemudian memandang ke atas langit sambil berkata, “Ini gara-gara jubahku, ini gara-gara jubahku”. Setelah itu aurat beliau tidaklah pernah terlihat lagi.


Peletakan Hajar Aswad
Sebelum kita lanjutkan kisah ini, tahukah kalian apa itu hajar aswad?

Hajar Aswad adalah sebuah batu yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dari surga. Dulu batu itu berwarna putih, namun karena dosa-dosa anak Adam, maka batu itu pun berubah menjadi berwarna hitam.
Nah, ketika pembangunan sudah sampai ke bagian Hajar Aswad, bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Mereka berselisih sampai empat atau lima hari. Perselisihan ini bahkan hampir menyebabkan pertumpahan darah.
Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi kemudian memberikan saran kepada mereka agar menyerahkan keputusan kepada orang yang pertama kali lewat pintu masjid. Bangsa Quraisy pun menyetujui ide ini.
Allah subhanahu wa ta’ala kemudian menakdirkan bahwa orang yang pertama kali lewat pintu masjid adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang-orang Quraisy pun ridha dengan diri beliau sebagai penentu keputusan dalam permasalahan tersebut.
Rasulullah pun kemudian menyarankan suatu jalan keluar yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh mereka. Bagaimana jalan keluarnya?
Beliau mengambil selembar selendang. Kemudian Hajar Aswad itu diletakkan di tengah-tengan selendang tersebut. Beliau lalu meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut.
Ini merupakan jalan keluar yang terbaik. Seluruh kabilah setuju dan meridhai jalan keluar ini. Mereka pun tidak jadi saling menumpahkan darah.


Akhir Pembangunan Ka’bah
Bangsa Quraisy akhirnya kehabisan dana dari penghasilan baik-baik yang mereka kumpulkan. Mereka akhirnya menyisakan bangunan Ka’bah di bagian utara seukuran enam hasta yang kemudian disebut Al-Hijir atau Al-Hathim.

Mereka juga membuat pintu Ka’bah lebih tinggi daripada permukaan tanah. Setelah bangunan Ka’bah mencapai ketinggian lima belas hasta, mereka memasang atap dengan disangga enam sendi.
Ka’bah pun selesai dibangun kembali. Tingginya sekarang lima belas meter, panjang sisinya di bagian Hajar Aswad dan sebaliknya adalah sepuluh meter. Hajar aswad sendiri diletakkan satu setengah meter dari lantai. Adapun sisi yang lain panjangnya dua belas meter. Pintu Ka’bah diletakkan dua meter dari permukaan tanah. (*)
Sumber: Kisah Ka’bah, Penerbit Al-Ilmu Jogjakarta.

Minggu, 29 November 2015

Kenapa Kita Harus Berihram Saat Umroh & Haji ?

Kenapa Kita Harus Berihram Saat Umroh & Haji ?


Rasulullah SAW pernah bersabda tentang jenis-jenis haji pada akhir zaman, “Pada akhir zaman nanti, manusia yang keluar (dari rumahnya untuk) melaksanakan ibadah haji terdiri atas empat macam (manusia). Para pejabat haji untuk berpesiar, pedagang untuk berniaga, orang miskin untuk mengemis, dan ulama untuk memperoleh kebanggaan.”
Melihat realitas muslim zaman sekarang, hadits ini ada benarnya. Sadar atau tidak, ada segelintir orang yang kurang ‘berniat’ karena Allah saat melakukan ibadah ini. Semoga kita termasuk orang-orang yang berniat pergi Haji karena Allah SWT semata. Untuk melakukan niat mendekatkan diri pada-Nya, sangat diperlukan akan pemahaman dan penghayatan akan ibadah ini. Ritual haji seperti Tawaf, Sa’I, atau memakai kain ihram tampak diluar rasional manusia. sehingga yang dibutuhkan bagi kita sebagai manusia yang lemah adalah percaya. Percaya kepada Allah, berserah diri kepada Allah, dan yakin bahwa ritual-ritual ibadah Haji memiliki pelajaran dan peringatan bagi pelakunya menuju kebenaran.
Kita selalu melihat bagaimana Ka’bah dikunjungi oleh berjuta-juta umat islam. Manusia terlihat sangat kecil di depan Ka’bah, bak sebutir pasir di padang pasir. Pernahkah kita berfikir bagaimana para jama’ah haji melakukan tawaf ditengah-tengah manusia ?. melakukan ibadah Haji bukan hanya menitikberatkan masalah ketuhanan, yaitu Allah dan kita (manusia). Namun juga memiliki makna pelajaran dan peringatan akan hidup berkemanusian yang lebih baik. Melakukan ibadah haji dengan sempurna diperlukan fisik yang sehat, mental yang lapang, dan jiwa rohani yang khusyuk hanya kepada Allah SWT. Untuk itu, sebaiknya kita mengetahui hikmah-hikmah dalam rukun haji :
  1. Hikmah Kain Ihram
Pakaian ihram berwarna putih ini memiliki makna persamaan nilai kemanusiaan yang tidak membedakan antara satu dengan yang lain. Tidak melihat latar belakang status social ekonomi yang berbeda. Oleh karena itu, kita selayaknya bersikap tenggang rasa dan sadar membutuhkan orang lain.
Pakaian melambangkan pola, status, dan perbedaan tertentu pada setiap individu. Kita seringkali menilai seseorang dari pakaiannya. Itu berarti, pakaian tidak hanya melindungi dan memperindah tubuh. Namun, juga memberi kesan kepribadian diri. Dengan mengganti pakaian ihram, memberi pengaruh psikologis membuang sifat kejam dan licik sehingga hidup semakin bahagia.
Jadi ihram sebagai tanda kesucian dan siap diri untuk melaksanakan ibadah haji. Memakai kain ihram disertai larangan-larangan yang wajib dipatuhi. Dengan begitu, hikmah yang diambil adalah kepatuhan, kepasrahan, dan kerendahan hati kepada Allah SWT sebagai sikap seorang muslim.
  1. Hikmah Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Ka’bah merupakan pusat ibadah kita. Putaran Tawaf sebanyak 7 kali merupakan cerminan rotasi bumi terhadap matahari yang menyebabkan pergantian siang dan malam hari. Dengan kita lain, kita dapat menangkap pesan waktu yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin, seperti dalam firman Allah dalam surah al-‘Ashr. Ketika melakukan ritual ini, perbanyak berdzikir dan berdoa kepada Allah, dekatkan diri kepada Allah, mengoreksi perilaku yang pernah dilakukan, sehingga berusaha tidak menyia-nyiakan waktu di dunia.
antarafoto
Hikmah Tawaf lainnya adalah menumbuhkan persaudaraan dan sikap solidaritas. Ketika Tawaf, jama’ah berusaha melakukannya dengan khusyuk dan membaca puji-pujian kepada Allah dan Rasulullah, berdoa, dan berusaha tidak menyakiti orang lain. Pikiran yang hanya mengingat kepada Allah membuat jama’ah merasa berjumpa dengan-Nya. Jama’ah akan bertemu dengan manusia-manusia dari berbagai Negara dan suku, tentu saja hal ini adalah sebuah pembelajaran. Tawaaf memberikan kesan kebersamaan menuju satu tujuan yang sama. Jama’ah akan bertemu dengan orang paling baik atau sebaliknya bertemu dengan orang paling jahat. Namun, jama’ah harus bisa mengendalikan emosi dan nafsunya. Saat Tawaf, jama’ah akan bersimpuh dihadapan Allah dan merendah pasrah kepada-Nya, Sang Mahakaya. Untuk kesempurnaan, jama’ah sebaiknya melakukan Tawaf fisik dan hati. Kerinduan pada Rumah Allah terus berlanjut hingga jama’ah tiba di tanah air. Kerinduan untuk diundang kembali di Rumah-Nya.
Dalam Kitab Usfuriah dikisahkan bahwa ketika Allah hendak menjadikan khalifah di muka bumi, para malaikat bertanya, “akankah Engkau ciptakan makhluk yang akan merusak di sana dan mengalirkan darah ? Padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji kebesaran-Mu.” Mendengar ucapan malaikat itu, Allah murka. Dia berfirman, “Aku tahu apa yang tidak kalian ketahui.” Maka gentarlah malaikat, lalu mereka bertawaf mengelilingi ‘Arasy’ tujuh kali.
Ja’far al-Shadiq, tokoh besar dalam dunia tasawuf, berpesan kepada para jama’ah haji, “Bertawaflah dengan hatimu bersama para malaikat di sekitar Arasy, sebagaimana kamu bertawaf dengan jasadmu bersama manusia di sekitar Baitullah. Keluarlah dari kelalaianmu dan dari kegelinciranmu ketika engkau keluar ke Mina. Janganlah mengharapkan apa pun yang tidak halal dan tidak layak bagimu.”
Referensi :
Segala Hal tentang Haji dan Umroh, Erlangga
Mustofa W Hasyim dan Ahmad Munif, 1999, Cet. 3, Haji sebuah perjalanan Air Mata, Yogjakarta: Yayasan Bentang Budaya
Jonih Rahmat, 2012, Cet. 3, Malaikat Cinta, Jakarta: PT. Gramedia
DR. M. Dien majid, 2008, Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta : CV. Sejahtera

RAHASIA THAWAF

RAHASIA THAWAF


Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS, Al-baqarah: 125)
        Thawaf secara harfiyah berarti berputar. Sedang menurut syariat adalah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh putaran dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Para jamaah haji dan umroh selalu melaksankan thawaf ini, karena ia merupakan rukun dari ibadah tersebut. Sebagaimana sabda Nabi saw, “Ambillah dari ku manasik kalian.
Berputar akan membetnuk sudut 360 derajat. Dan ternyata seluruh alam ini pun ikut berputar membentuk sudut 360 derajat. Bumi mengitari matahari membentuk putaran dan sudut 360 derajat. Demikian juga halnya planet-planet lain di angkasa. Mereka dalam porosnya masing-masing berputar dalam lingkaran galaksi. Dan arah putaran planet-planet pun sama dengan arah putaran thawaf, yakni berlwanan dengan arah jarum jam.



           Bisa kita bayangkan, bagaimana jika bumi atau planet lain itu berhenti berputar? Boleh jadi akan terjadi kegoncangan dan ketidakstabilan. Demikian juga orang yang meninggal shalat. Mengapa? Karena orang yang menunaikan shalat pada dasarnya sedang membentuk sudut 360 derajat. Bagaimana penjelasannya?
Pada saat kita sedang tegak berdiri, maka posisi kita membentuk sudut setengah lingkaran atau sudut 180 derajat. Sedangkat pada saat kita sedang ruku’ maka posisi kita sedang membentuk segitiga siku-siku atau 90 derajat, Adapun saat kita sedang dalam keadaan sujud, maka akan terbentuk sudut 45 derajat, sedangkan sujud kita dalam satu rakaat berjumlah dua kali (45X2=90 derajat), sehingga jika kita jumlahkan antara posisi saat berdiri, ruku, dan sujud, maka berari 180+90+45+45= 360 derajat. Ini sama dengan bentuk putaran yang membentuk sudut 360 derajat.
Dengan demikian, “thawaf” adalah kebutuhan kita, kebutuhan alam, dan kebutuhan rohani kita.



             Kemudian arah thawaf adalah mengelilingi ka’bah yang posisi ka’bah tesebut berada di sebelah kiri kita, bukan di sebelah kanan. Ini menunjukkan kesamaan arah putaran bumi dan galaksi. Ini juga yang menyebabkan tidak cepat lelahnya orang berthawaf karena seirama dengan arah putaran bumi. Jika kita melihat orang melakukan jogging atau lari kecil di sebuah area, akan kita dapati mereka yang berjoging akan berputar se arah orang yang sedang berthawaf. Sebagai contoh di lapangan olahraga Ahmad Yani Tangerang, atau di arena atletik Senayan, Mereka yang berolahraga mengelililingi lapangan pastilah searah dengan putaran orang berthawaf, padahal mereka tidak bermaksud meniru orang berthawaf.



         Di samping itu putaran ke arah kiri juga sesuai dengan arah putaran baling-baling helicopter. Mengapa helicopter mempunyai baling-baling berputar se arah dengan putaran orang yang thawaf? Karena putaran seperti itulah yang dapat mengangkat badan pesawat ke atas. Ini sesuai dengan sebuah keterangan bahwa orang yang berthawaf, pahalanya akan diangkat seperti para malaikat yang bertahwaf mengleiilingi arsy dan kursinya Allah SWT di atas langit.



         Adapun putaran thawaf yang berlawanan dengan arah jarum jam mengandung hikmah menapaki dan merenungkan waktu yang telah dilaluinya, apakah waktu yang kita lewati diisi dengan hal poistif atau negative?. Ini sesuai dengan anjuran Allah SWT yang berfirman:“dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok” (QS. Al-Hasyr: 18)



        Jika kita melihat orang-orang yang sedang berthawaf dari layar televisi atau dari lantai tiga atap masjidil Haram, maka kita akan merasa nikmat melihat pemandangan itu. Namun jika kita masuk ke dalamnya dan ikut berthawaf, maka kita akan merasakan sesak dan sulitnya melakukan thawaf itu. Namun meski sulit dan berdesakan bahkan tersikut, kita tidak akan membalas sikutan atau menyakiti orang, bahkan kita tetap konsentrasi mengelilingi ka’bah hingga usai.



         Ini sama dengan jika kita melihat kehidupan ini secara zahir. Begitu indahnya kita melihat dunia dan isinya. Akan tetapi jika kita hidup dan bergelut dii dunia ini, ternyata tidak seindah pandangan mata kita. Dalam kehidupan ini tidak jarang kita tersikut dan terdesak pihak lain. Akan tetapi jika kita memaknai hidup seperti thawaf, maka meskipun kita disikut orang, kita tidak akan sikut kanan sikut kiri. Kita harus konsentrasi menyelesaikan thawaf (putaran) hidup kita dengan husnul khatimah.
Sisi lain dari rahasia Thawaf adalah disunnahkannya kita idhtiba’, yakni membuka bagian bahu kanan serta berlari-lari kecil di tiga putaran pertama. Hal ini pernah dilakukan Rasulullah saw saat pertama umroh ke Makkah setelah beliau hijrah ke Madinah. Saat itu, Rasulullah saw mendapat berita dari malaikat Jibril bahwa kedatangan orang-orang muslim ke Makkah akan diejek oleh orang Quraisy dari arah Jabal Abu Qubais, bahwa orang-orang Muslim Madinah kurus-kurus dan berpenyakitan.



           Mendengar berita itu, Rasulullah saw memerintahkan para sahabatnya untuk melakukan idhtiba’ (membuka bagian bahu kanannya) dan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama thawaf. Hal ini untuk menunjukkan izzah (kemuliaan) kaum muslimin, bahwa kaum kaum muslimin kekar dan sehat-sehat, tidak seperti yang disangka dan dituduhkan oleh orang Quraisy.



Subhanallah!, tidak ada suatu syariat dan harakat (gerakan) dalam ibadah, melainkan mempunyai hikmah dan tujuan yang Allah SWT rencanakan.
Wallahu a’lam bish-shawab. 


Sumber Referensi  : Ust. HM. Jamhuri, Lc., MA




Thawaf Sa'i dan Tahallul

Thawaf Sa'i dan Tahallul


Thawaf
Thawaf ialah mengelilingi Ka’bah dalam Masjidil Haram sebanyak 7 (tujuh) putaran dengan niat thawaf.

Macam-macam Thawaf
Thawaf ada empat macam, yaitu:
1. Thawaf Qudum (thawaf selamat datang). Thawaf ini dilakukan oleh orang yang melakukan haji ifrad atau qiran setelah tiba di Masjidil Haram. Orang yang berhaji tamattu’,  mengerjakan thawaf umrah.
2. Thawaf Ifadlah (thawaf ziarah). Thawaf ini dikerjakan pada tanggal 10 Dzulhijjah atau sesudahnya. Thawaf ini harus dikerjakan dan merupakan tahallul tsani bagi orang yang ber-ihram haji.
3. Thawaf Wada’ (thawaf selamat tinggal). Thawaf ini dikerjakan pada saat orang akan meninggalkan MakkahThawaf ini harus dikerjakan, kecuali bagi wanita yang sedang haid.
4. Thawaf Tattawwu’ (thawaf sunnah). Thawaf ini bisa dikerjakan setiap waktu (siang dan malam).

Syarat-syarat Thawaf
1. Bersuci dan menutup aurat seperti dalam shalat, hanya dalam thawaf diperbolehkan berbicara, asal pembicaraannya yang baik.
2. Thawaf dimulai dan sudut Hajar Aswad dan juga berakhir di situ.
3. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang melakukan thawaf, tidak melewati fondasi Ka’bah atau dalam Hijir Ismail, (Hijir Ismail adalah bagian dari Ka’bah).

Cara Mengerjakan Thawaf
Cara mengerjakan thawaf sesuai tuntunan Rasulullah adalah sebagai berikut:
  1. Bagi orang laki-laki meletakkan bagian tengah kain ihramnya di bawah ketiak kanan dan menaruh ujung kain di atas pundak sebelah kiri tertutup, sedang pundak kanan terbuka. Ini berlaku hanya pada waktu melakukan thawaf qudum/thawaf umrah bagi haji tamattu’. Rida (kain/selendang) boleh dikalungkan seperti pada waktu melakukan shalat.
  2. Sesampainya di sudut Hajar Aswad (di lantai ditandai dengan garis besar berwarna coklat), menghadap Hajar Aswad lalu menciumnya atau menjamahnya dengan tangan lalu mencium tangan atau menyentuhnya dengan tongkat itu atau berisyarah kepadanya dengan tangan. Hal ini dilakukan setiap kali putaran thawaf. Hal ini dilakukan setiap kali putaranthawaf.
  3. Membaca takbir, yaitu Bismillahi wallahu akbar, artinya dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar.
  4. Kemudian berpaling ke kanan sehingga Ka’bah berada di sebelah kiri orang thawaf. Untuk thawaf qudum (thawaf umrah) supaya berlari-lari kecil 3 kali putaran dan berjalan biasa 4 kali putaran berikutnya.
  5. Sesampai di sudut yang disebut Rukun Yamani (sebelum sudut Hajar Aswad), mengusap sudut itu dengan tangan dan tidak menciumnya. Dua sudut sebelum Rukun Yamani itu tidak diusap.
  6. Di antara Rukun Yamani dan sudut Hajar Aswad membaca:
     Rabbana atina fid-dunya khasanah wafil-akhirati khasanah waqina ‘adzaban-nar (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka).
7. Thawaf berakhir sesudah putaran ketujuh. Dalam thawaf tidak ada ketentuan membaca do’a-do’a tertentu untuk setiap kali putaran. Boleh berdo’a sesuai keinginannya.
Setelah selesai thawaf lalu menuju ke Maqam Ibrahim, dan membaca:

Wattakhidhu mim-maqomi ibrahima musholla (Dan jadikanlah Maqam Ibrahirn itu sebagai tempat shalat).
Kemudian shalat dua rakaat. Pada rakaat pertama, sesudah al-Fatihah, membaca surat al-Kafirun. Pada rakaat kedua, sesudah al-Fatihah, membaca surat al-Ikhlas. Selesai shalat, kembali ke Hajar Aswad lalu menciumnya, menjamahnya atau cukup berisyarah seperti pada permulaan thawaf.
Sesudah melaksanakan thawaf dengan semua rangkaiannya, disunahkan meminum air zam-zam.
Catatan:
Berdasarkan haditst riwayat Muslim:
     Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah s.a.w. apabila telah sampai di Makkah, beliau mendatangi Hajar Aswad dan mengusapnya, kemudian berjalan ke kanan Hajar Aswad berlari-lari kecil tiga kali dan berjalan biasa empat kali. [HR. Muslim]

sai -haimabrurbarokahDotCom
Sa’i
Sa’i adalah berjalan antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Sa’i dilakukan setelah thawaf, baik thawaf umrah maupun thawaf ifadlah (pada saat ini, tempat Sa’i telah menyatu dengan bangunan Masjidil Haram).

Cara Mengerjakan Sa’i
Cara-cara mengerjakan sa’i, sesuai dengan petunjuk/sunnah Rasulullah s.a.w. adalah sebagai berikut.
  1. Sesudah mendekati Safa, membaca:
Innash-shafa wal-marwata min sya‘aa-irilliahi, abda‘u bima bada ‘allahu bihi   (Sesungguhnya Safa dan Marwah termasuk tanda-tanda (peribadatan kepada) Allah. Aku mulai dan apa yang Allah memulai dengannya).
  1. Naik ke atas bukit Shafa, kemudian menghadap ke Ka’bah, lalu meng-angkat kedua tangan dan membaca:
Allahu akbar, la ilaha ilallahu wahdahu la syarika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai in qadir. La ilaha illallahu wahdah, anjaza wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzaba wahdah.
(Allah Maha Besar, tiada Tuhan kecuali Allah sendiri, tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya segala kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah sendiri, Dia lestarikan janji-Nya, Dia tolong hamba-Nya dan Dia sendiri menghancurkan musuh-musuh-Nya).
Bacaan di atas diulang tiga kali dan diselingi dengan do’a yang dimaui.
  1. Turun dari Shafa menuju Marwah. Sesampainya di batas tiang hijau hendaknya laki-laki berlari-lari kecil, sedang perempuan berjalan biasa sampai ke batas tiang hijau berikutnya, lalu berjalan biasa menuju Marwah.
  2. Di atas Marwah seperti dilakukan pada angka 2, menghadap ke Ka’bah dan membaca bacaan seperti dalam butir dua di atas.
  3. Kemudian berangkat lagi ke Shafa sampai cukup tujuh kali yang berakhir di Marwah.
Di dalam sa’i ini selain bacaan dalam butir satu dan dua di atas, tidak ada do’a khusus. Boleh berdo’a dengan do’a apa saja yang diinginkan.

tahallul
Tahallul
Tahallul adalah perbuatan yang menandai seseorang  keluar dari keadaan ihram ke keadaan halal. Perbuatan tersebut adalah, bagi laki-laki dengan memotong rambut kepala atau bercukur. Sedangkan bagi perempuan hanya dengan memotong rambut kepala.
Bagi jamaah yang berihram untuk umrah, memotong rambut kepala atau bercukur dilakukan setelah sa’i. Sedangkan bagi jamaah yang berihram untuk haji, dilakukan setelah melempar jumrah aqabah dan tahallul ini  dinamakan Tahallul awal, sedangkan thawaf ifadlah dinamakan Tahalul tsani.

(Artikel tentang ibadah haji dan umrah ini diambil dari Tuntunan Manasik Haji Menurut Putusan Tarjih Muhammadiyah
yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Keterangan selengkapnya tentang dalil-dalil dapat dibaca dari buku tersebut).

PT. Farnaz Utama Islamic

PT. Farnaz Utama Islamic

Berbagai Destinasi Umroh & Hajj Plus

Plus Istanbul
Mengunjungi peninggalan sejarah Rasulullah SAW yang ada di Museum Ayasofia, Istana Topkapi, Blue Mosque, Hippodrome, Masjid Sulaiman, menyusuri selat Bhosporus (selat pemisah benua Asia dan Eropa), Masjid Sultan Ahmed, mengunjungi Dolbache Palace, melihat pemandangan dari puncak Camlica.


Plus Cairo
Cairo, Ibu kota dari negara Mesir, sebelum atau sesudah umroh kita bisa menikmati Pyramid dan Sphinx di Giza, Museum Mesir Kuno, El Khalil Bazaar, mengunjungi Paranoiac Village dan sunset Felucca, dan jika memungkinkan kita mengikuti Islamic Full Day Tour mengunjungi makam Imam Syafei, El Sayeda Zaenab, Imam Hussein dan Masjid Al Azhar, mengunjungi Citadel dan Masjid Mohd. Ali.


Plus Amman
Sebagai Ibukota dari negara Yordania, Amman banyak dikunjungi berbagai peziarah dari seluruh dunia. Berbatasan dengan negara Saudi Arabia, Mesir, Palestina, dan Syria. Tempat yang sering dikunjungi diantaranya Laut Mati (Dead Sea), kita dapat berenang tanpa takut tenggelam. Masjid King Abdullah, The Amphitheater, dan gua Ashabul Kahfi. Selain Amman di Yordania kita juga dapat mengunjungi Petra, Kota Tua ( berdiri sejak 312 SM) yang terkenal dengan pahatan dinding bukitnya.


Plus Maroko
Sebuah negara di barat laut Afrika yang memiliki keunikan sejarah Islam tersendiri. Terdapat Masjid Hassan II ( Mesjid terbesar ke dua didunia) di kota Casablanca, Old Medina, Royal Palace, King Mohammed Square V dan lain-lain.


Plus Spanyol
Peninggalan Islam yang terkenal di Spanyol adalah Masjid Cordoba yang semula adalah Gereja, kemudian menjadi Masjid pada zaman kejayaan Islam Dinasti Umayyah. Di Spanyol kita juga bisa mengunjungi Selat Gibraltar, Kota Seville, Granada, The Alhambra Palace & Generalife, kompleks istana dan benteng yang terkenal dengan arsitektur Islam dan Kristen serta kebun yang indah.


Plus Aqso
Mengunjungi Masjidil Aqso Palestina sebagai kiblat pertama kaum Muslimin. Selain itu, mengunjungi Dome of The Rock, peninggalan Nabi Daud As, Robiatul Adawiyah & Salman Al Farisi. Disini juga terdapat Bethlehem, peninggalan/sejarah Nabi Khaidir As, Nabi Yunus As, dan Nabi Ibrahim As.


Plus Dubai
Kota modern di jazirah Arab ini terletak di negara Uni Emirat Arab. Banyak peziarah yang menyempatkan mampir dikota ini untuk mengunjungi Burj Al Arab, Burj El Khalifa, mengikuti Desert Safari, Palm Island, Mesjid Jumeirah, Gold Souk dan lain-lain.


Lain-lain
Selain destinasi diatas, masih banyak destinasi Islami lainnya yang dapat memperkaya pengetahuan sejarah Islam kita dan Insha Allah Kami akan membantu anda untuk mempermudah perjalanan Anda.

Syarat dan ketentuan berlaku, mengacu pada kebijakan PT.Farnaz Utama Islamic, ketersediaan penerbangan, akomodasi, visa dan lain sebagainya.

kunjungi website kami untuk reservasi di www.farnaztour.com 


Sabtu, 28 November 2015

SUBHANALLAH KEINDAHAN KOTA SUCI MAKKAH DAN MADINAH

SUBHANALLAH
KEINDAHAN KOTA SUCI MAKKAH DAN MADINAH

Kota Suci Makkah Dan Madinah


Berziarah ke tanah suci rasanya tidaklah sempurna manakala tidak berkunjung ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah Islam. Karena tujuan utama menziarahi tanah suci tidak lain selain untuk beribadah haji maupun umroh, juga dalam rangka mempertebal iman dengan menapak tilas perjalanan Rasulullah.


Untuk itu, agar perjalanan Anda ke tanah suci lebih bermakna, berkunjunglah ke tempat-tempat yang patut untuk dikunjungi, sehingga akan membuat Anda merasakan betul atmosfir perjuangan Islam pada masa lalu.

Nah, selain ke tempat-tempat yang wajib dikunjungi sebagai rangkaian ibadah haji atau umroh, setidaknya ada 10 tempat yang wajib Anda kunjungi lho saat berziarah ke tanah suci.

Lalu, apa saja sih yang patut Anda kunjungi? Berikut adalah info menariknya untuk Anda, yaitu :

Daar Maulid Nabi Saw

Di rumah tersebut Rasulullah dilahirkan, berlokasi di kampung Suuq Lail, dari Masjidil Haram berjarak sekitar 150 meter dari arah depan Bab as-Salam. Rumah tersebut rumah kakeknya Abdul Muthalib, yang pada masa sekarang berubah fungsi menjadi perpustakaan oleh Pemerintah Saudi Arabia.

Daar Maulid Nabi Saw
Daar Maulid Nabi Saw


Masjid Hudaibiyah
Penamaan Hudaibiyah berasal dari nama seorang laki-laki penggali sumur di daerah tersebut. Tempat ini menyimpan banyak sejarah, antara lain di tempat ini Rasulullah pernah menggembala kambing penduduk Makkah untuk mencari nafkah, dijadikan sebagai tempat terjadinya bai’at yang disebut dengan bai’at al-Ridhwan yang membai’at sekitar 1400 orang, dan di tempat ini pula menjadi saksi sejarah perjanjian perdamaian antara Rasulullah dengan orang-orang kafir Quraisy yang disebut dengan Perjanjian Hudaibiyah. Masjid ini terletak di daerah al-Hudaibiyah, tepatnya antara Makkah dan Jeddah, dari Masjidil Haram berjarak sekitar 25 km.

Masjid Hudaibiyah
Masjid Hudaibiyah

Jabal Nur
Tidak dapat dipungkiri tempat ini menyimpan keindahan yang luar biasa, boleh dibilang tempat pegunungan paling bagus di wilayah kota Makkah. Sehingga sangat wajar kalau tempat ini menjadi idaman para peziarah tanah suci. Bila kita hendak melihat keindahan kota Makkah, maka sangatlah tepat bila kita naik ke puncak Jabal Nur. Dari atas gedung-gedung, bangunan, masjid, jalan raya, dan mobil akan terlihat dengan jelas. Jabal Nur terletak di kota Makkah, tepatnya berada di sebelah utara Masjidil Haram, yang berjarak kurang lebih 6 km dari Masjidil Haram.

Jabal Nur
Jabal Nur
Gua Hira
Gua Hira merupakan tempat dimana Rasulullah pertama kali menerima wahyu dari Allah. Gua ini terbilang tidaklah terlalu besar, karena bila kita menelisik ke dalam, ternyata gua ini hanya mampu menampung 4 orang saja. Nah, bila kita hendak melihat Masjidil Haram secara utuh, maka lihatlah dari atas gua ini. Gua Hira terletak tidak jauh dari puncak Jabal Nur. Untuk sampai ke gua ini, kita hanya butuh waktu tempuh sekitar 1,5 jam saja.

Gua Hira
Gua Hira

Jabal Rahmah
Tempat ini sering dijadikan orang sebagai tempat memanjatkan doa kelanggengan rumah tangga. Mengapa demikian? Karena di tempat ini Adam dan Hawa pertama kalinya dipertemukan dan memadu cinta di dunia. Selain itu, di tempat ini pula Rasulullah menerima wahyu yang terakhir, yakni QS. Al-Maidah ayat 3. Dari atas puncak, kita akan dimanjakan dengan keindahan Padang Arafah. Dan waktu yang paling tepat berada di puncak adalah saat sore hari, karena pada sore hari Arafah diselimuti oleh keelokan cahaya senja. Jabal Rahmah terletak di kota Makkah, tepatnya berada di sebelah timur Padang Arafah.

Jabal Rahmah
Jabal Rahmah
Masjid Jin
Dikatakan Masjid Jin, karena masjid ini pernah menjadi tempat para jin melakukan bai’at kepada Rasulullah dan menyatakan keimanan mereka atas kerasulan Muhammad. Sehingga tidak sedikit orang menyebut masjid ini dengan sebutan Masjid al-Bai’ah. Selain itu, di masjid ini juga Rasulullah pernah mendapatkan wahyu QS. Al-Jin ayat 1-2. Masjid Jin terletak di kota Makkah, tepatnya dari Masjidil Haram berjarak sekitar 1 km atau sekitar 100 meter dari Komplek Makam Ma’la, dimana tempat Siti Khadijah dimakamkan.
Masjid Jin
Masjid Jin

Jabal Tsur
Gunung ini merupakan gunung tertinggi di kota Makkah, yang di puncak gunung ini terdapat sebuah gua. Di mana di dalam gua tersebut Rasulullah dan Abu Bakar pernah bersembunyi saat dikejar-kejar oleh kaum kafir Quraisy, sewaktu Rasulullah hendak hijrah menuju Madinah. Namun berkat pertolongan Allah secara tiba-tiba laba-laba menutup pintu gua dengan sarang yang dibuatnya pada saat kaum kafir Quraisy berada di pintu gua. Sehingga Rasulullah dan Abu Bakar selamat.

Jabal Tsur

Jabal Tsur

Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi di gua tersebut selama tiga hari, sebelum pada akhirnya melanjutkan perjalanan hijrah menuju Madinah. Selama berada di dalam gua Rasulullah sangat terbantu oleh anaknya Abu Bakar, yakni Asma binti Abu Bakar yang selalu mengantarkan makanan dan kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh Rasulullah dan Abu Bakar.

Jabal Magnet
Pada dasarnya bukit ini sama seperti bukit-bukit lain yang berada di tanah suci, yang membedakan adalah, bukit ini mengandung kekuatan magnet yang sangat besar. Sehingga pada saat mobil menanjak dalam kondisi mesin mati, mobil akan tetap melaju ditarik oleh kekuatan magnet. Laju mobil bisa mencapai 120 km per jam. Jabal Magnet terletak di kota Madinah. Jadi, bagi jamaah haji atau umroh ketika berada di Madinah harus berkunjung ke bukit ini untuk merasakan sensasinya.

Jabal Magnet
Jabal Magnet


Jabal Uhud
Jabal Uhud menjadi saksi perjuangan Islam, karena di tempat ini pernah terjadi pergolakan antara loyalis Rasulullah dengan kafir Quraisy sekitar tahun 3 Hijriah. Dan di tempat ini pula terdapat makam para syuhada Uhud yang berjumlah 70 sahabat Rasulullah. Jabal Uhud terletak di kota Madinah, di tempat ini sangatlah tepat bila kita hendak merefleksikan perjuangan Islam.

Jabal Uhud
Jabal Uhud


Khandak / Masjid Khandak
Khandak secara bahasa berarti parit. Pada saat kota Madinah dikepung tentara kaum kafir Quraisy yang dibantu oleh Yahudi Bani Nadhir, Bani Ghathfan, dan lain-lain, maka demi mempertahankan kekuasaan Madinah kemudian Rasulullah berdiskusi dengan para sahabatnya. Maka tercetuslah ide dari Salman al-Farisi untuk menggali lubang parit pertahanan. Dan ternyata parit tersebut sangat berarti, sehingga dengan parit tersebut kota Madinah tetap dalam kekuasaan Islam, tidak jatuh pada tangan kafir Quraisy dan sekutunya. Khandak terletak di gunung Sila’, Madinah. Sisa-sisa yang menjadi peninggalan perang Khandak adalah Masjid Khandak, yakni Masjid Abu Bakar, Masjid Umar bin Khatab, Masjid Ali bin Abi Thalib, Masjid Salman al-Farisi, dan Masjid al-Fath.

Masjid Khandak
Masjid Khandak
Bagaimana para pembaca ? Apakah anda tertarik untuk mengunjunginya? 

Referensi  : www.farnaztour.com